Tuesday, August 26, 2014

0 Comments
Posted in Budidaya, Cara Menanam, Holtikultura

Cara Menanam Padi


Berikut adalah cara bercocok tanam padi yang baik dan benar, mungkin dapat menentukan keberhasilan budidaya padi. Sekalipun menanam padi sawah dianggap hal mudah akan tetapi kegagalan panen padi masih sering terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia,

Saat ini ada banyak jenis padi yang bisa di tanam, antara jenis padi yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan, baik dari cara tanam maupun pemeliharaannya. Cara menanam padi terbagi ke dalam beberapa tahapan, dari mulai pemilihan bibit sampai ke pemeliharaan yang berlanjut ke proses pemanenan.

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh para petani sebelum menanam padi, 

1. Seleksi Bibit
Untuk mendapatkan kualitas dan hasil panen yang baik, bibit yang dipilih harus bibit yang baik dan bagus. Langkah penyelksian dan pengolahan bibit ini adalah sebagai berikut:

Umur padi calon bibit di ambil yang betul-betul sudah matang dan tua
Masukkan air kedalam bejana seleksi dan tambahkan garam secukupnya.
Masukkan telur bebek kedalam air garam tadi. tunggu sampai telur bebek merapung.
Kemudian baru masukkan bibit yang sudah diseleksi tadi kedalam air garam tersebut.
Beberapa diantara bibit tadi ada yang merapung, kemudian yang merapung itu tidak dipakai (dibuang).
Bibit yang tenggelam saja yang diambil

2. Menyemai Bibit
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik perlu menentukan media tanam bibit atau persemaian bibit. Untuk persemaian bibit perlu diperhatikan beberpa hal antara lain :

Tanah yang diambil untuk menyemai bibit harus tanah yang lebih baik dan bagus
Untuk media semai bisa kita pakai baki, bejana yang luas dan datar, atau dibuatkan dari papan yang dialas dengan palstik.
Campur tanah yang sudah dipilih dengan pupuk kompos atau pukpuk kandang
Ratakan tanah di media semai kira-kira ketebalan 2 cm
Taburkan bibit yang sudah diseleksi dimedia semai
Jaga kelembaban semaian benih.
Tunggu sampai benih berumur 21 hari

3. Pengolahan Lahan/Sawah
Sementara kita menunggu bibit sampai berumur 21 hari lahan tempat tanam sudah harus dibereskan atau digarap sedemikian rupa sehingga nanti setelah benih siap tanam tidak terjadi kendala. Untuk pengolahan lahan tersebut sebagai berikut:

Sawah yang sudah selesai dipanen jerami atau daun padi bekas panen hendaknya jangan dibakar atau dibuang biarkan lapuk di sawah (lahan) karena ini isa dijadikan kompos.
Lahan sudah dibajak diratakan dan dipetak-petak agar kita lebih mudah mengontrol airnya.
Lahan diratakan dan usahakan air sawah itu hanya berada di petak artinya air lahan pecak-pecak (lacok-lacok=minang)
Garislah lahan dengan ukuran jarak garis 35 cm.
Dua hari sebelum tanam lahan di taburi pupuk sebaiknya pupuk yang dipakai adalah pupuk organik.

4. Cara Tanam
Setelah lahan siap tanam, maka bibit yang sudah berumur 21 hari siap di pindahkan ke lahan tanam. Untuk menanam padi caranya sebagai berikut:

Untuk bibit yang disemai dalam baki bisa baki langsung diangkat ke lahan siap tanam atau benih diangkat kelahan tanam dengan dicabut dahulu dari media semai (khusus untuk yang dicabut hati-hati jangan sampai padi yang menempel pada benih terlepas)
Tanam benih dilahan dengan jarak tanam 25 cm
Menanam benih jangan sampai dibenam seperti menanam benih ala konvensional.
Ambil benih yang padinya masih menempel dan cukup di letakkan diatas tanah dengan sedikit menggesekkan benih ketanah dan kemudian ditutup dengan tanah setujuk jari.
Jaga media tanam jangan samapi digenang air.

5. Perawatan
Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal harus dilakukan perawatan yang intensif. Dan perawatan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan perawatan tanam padi yang sudah kita warisi dari nenek moyang terdahulu. Beberapa langkah perawatan yang perlu dilakukan:

Setelah padi berumur 15 hari setelah tanam semprot lah dengan pupuk organik
Umur 30 hari semprot lagi (pada usia ini padi sudah bisa diberi air yang agak banyak)
Umur 45 hari ulangi lagi penyemprotan (atau berilah pupuk seperti biasa kita bertanam padi disini dianjurkan pakai pupuk organik)
Pertumbuhan padi yang baik dan bagus adalah untuk satu rumpun menghasilkan 45 sampai dengan 60 batang padi
Biasanya padi bisa menghasilkan anak sampai 100 batang, tetapi ukuran itu tidak menghasilkan panen yang maksimal karena akan berpengaruh kepada buah yang dihasilkan.
Setelah usia 2 bualan genangilah air sawah agar pertumbuhan anak padi tidak bertambah.

Itulah sedikit informasi mengenai tips bercocok tanam padi, semoga bermanfaat.
0 Comments
Posted in Budidaya, Cara Menanam, Holtikultura

Cara Menanam Bayam

Cara budidaya bayam atau Amaranthus Spp, efektif dilakukan didataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut,
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah amaranthus spp. Bayam juga sebagai sayuran daun yang bergizi, digemari oleh semua lapisan masyarakat.

Bertanam bayam lebih efektif dilakukan tanpa tahapan persemaian terlebih dahulu. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh.

Disini akan dibahas cara bertanam bayam (Amaranthus sp.) dengan Teknologi EMP.

A. Syaratan Tumbuh Bayam

1.    Tipe tanah                   : Lempung sampai lempung berpasir, gembur, subur, dan mengandung bahan organik.
2.    Ph tanah optimum      : 6,0-6,5.
3.    Ketinggian tempat      : 100-1.000 m dpl.
4.    Persyaratan lain          : Likasi terbuka dan mendapatkan sinar matahari secara langsung dan drainase air lancar..


B. Contoh Varietas Bayam

1. Cempaka
Tanaman berbatang tunggal, tanpa cabang  samping. Warna batang hijau muda, demikian juga warna daunya, yang terkesan selalu segar. Daun berbentuk oval lancip diujung. Tekstur batang relatif sukulen tidak berkayu. Varietas ini termasuk bayam cabut. Panen bisa dilakukan pada umur 20-30 HST. Potensi produksi 10-12 ton per hektare.

2. Mira
Pertumbuhan tanaman cepat dan seragam. Tanaman berbatang tunggal, tanpa cabang samping. Warna batang merah. Daun berbentuk bulat serta berwarna merah tu merata, segar, dan menarik. Tekstur batang relatif sukulen tidak berkayu. Varietasini termasuk bayam cabut. Panen pada umur 25-30 HST. Potensi produksi 12-15 ton per hektare.

3. Rona
Pertumbuhan tanaman seragam. Tanaman berbatang lurus dengan sedikit cabang samping. Warna batang hijau. Daun berbentuk bulat lancip di ujung. Daun berwarna hijau dan bergaris merah tua dipusat daun yang mengikuti tulang-tulang daunya, sehingga terkesan artistik dan menarik. Tekstur batang sukulen dengan sedikit serat. Varietas ini termasuk bayam cabut. Panen bisa dilakukan pada umur 25-30 HST. Potensi produksi 12-15 ton per hektare.

C. Penyiapan lahan Bayam

Lakuka land clearing untuk memebersihkan rumput, gulma, dan sisa tanaman dari periode penanaman sebelumnya.
Jika pH tanah kurang dari 5,0 lakukan pengapuran lahan minimum 1 ton kapur pertanian per hektare. Aplikasikan dengan cara menabur kapur secara merata ke seluruh arel penanaman.
Bajak atau cangkul lahan untuk membalik dan memecah agregat (bongkahan) tanah.
Buat bedengan dengan ukuran sebagai berikut.
 –  Lebar bedengan : 110 cm
 –  Lebar selokan : 40 cm
 –  Tinggi bedengan : 20-25 cm
Aplikasikan teknologi EMP I. Dengan 1,5 liter Agrobost dengan 300 liter air per hektare. Semprotkan secara merata ke seluruh permukaan bedengan. Usahakan pada saat aplikasi, kondisi tanah bedengan dalam keadaan lembab.
Lakukan pemupukan dasar minimum tiga hari setelah apliksi teknologi EMP I. Berikut ini standar dosis pupuk perhektare.
Tabur pupuk kandang secara merata ke seluruh permukaan bedengan, lalu aduk-aduk ke dalam tanah sambil menggamburkan permukaan bedengan.
Campur ketiga macam pupuk (Urea, SP-36, dan KCL) secara merata, kemudaian tabur secara merata ke seluruh permukaan bedengan. Lakukan sekali lagi pengadukan pupuk ke dalam tanah sambil menggemburkan agregat (bongkahan) tanah.
Ratakan permukaan bedengan menggunakan cangkul atau bilah bambu.
D. Penanaman Bayam

Kebutuhan benih per hektare sekitar 3000-3500 gram.
Lakukan penyiraman atau pengairan lahan menjelang penanaman hingga kondisibedengan lembab.
Buat alur-alur penanaman melintang di permukaan bedengan menggunakan sebilah bambu atau sepotong kayu yang lancipdi bagian ujungnya. Kedalaman alur 1,5-2,0 cm. Jarak antar alur 15-20 cm.Tanam benih di alur-alur yang sudah dibuat. Caranya, tebar benih di lubang alur dengan kerapatan rata-rata 3-4 benih per 1 cm panjang alur.
Tutup alur penanaman dengan tanah tipis (ketebalan penimbunan 0,5-1,0 cm). Jika tersedia dengan mudah dan murah, sekam padi ideal digunakan untuk menutup benih. Caranya, campur tanah dan sekam padi dengan perbandingan 2 : 1 .
Sebelum benih tumbuh, untuk sementara, lakukan penyiraman bedengan dengan sistem “leb” (pengairan lewat selokan). Jika “leb” tidak memungkinkan, lakukan penyiraman dengan menggunakan gembor yang halus percikan airnya agar benih tidak berantakan.
E. Pemupukan Susulan Bayam

Pada umur 10 hari setelah tanam (HST), aplikasikan teknologi EMP II dengan dosis 1,5 liter Agrobost dengan 300 liter air untuk lahan 1 hektare. Semprotkan larutan EMP ke permukaan tanah di antara alur penanaman.
Pada umur 15 HST, lakukan pemupukan kimia susulan dengan dosis Urea 200 kg dan KCL 75 kg per hektare. Campurkan kedua pupuk kimia tersebut, lalu segera berikan ke tanaman. Caranya, buat alur di antara baris tanaman, lalu taburkan pupuk di alur tersebut. Tutup kembali alur dengan tanah.
Perhatian, aplikasi teknologi EMP tidak boleh bersamaan atau dicampur dengan pupuk kimia/ pestisida. Beri jeda waktu minimum tigahari. Pada saat aplikasi, baik EMP maupun pupuk kimia, sebaiknya tanah dalam kondisi lembab.
F. Pemeliharaan Tananaman Bayam

Penjarangan Tanaman
Apabila tanaman tumbuh terlalu rapat, tanaman akan cenderung tumbuh etiolasi atautumbuh tinggi, tetapi dengan dimeter batang dan lebar daun yang terlalu kecil.
Penjarangan tanaman dilakukan jika pertumbuhanya terlalu rapat. Usahakan kerapatan tanaman sekitar1-2 tanaman per 1 cm panjang alur penanaman.
Jika harus dilakukan penjarangan tanaman, lakukan sebelum pemupukan kimia susulan (umur 10-15 HST). Caranya, cabut tanaman yang paling kecil diantara rumpun tanaman di alur-alur yang tampak terlalu rapat.
Penjarangan tanaman bertujuan untuk menjaga vigor (sosok) tanaman agar kekar dengan daun-daun yang lebar, sehingga lebih menarik dan daya tahan kesegaranya relatif lebih lama.
Pendangiran
Pendangiran dilakukan untuk mrmperbaiki porositas tanah dan kegemburan tanah agar tanaman bisa tumbuh sempurna.
Biasanya pendangiran dilakukan dengan menggunakan kored (semacam cangkul kecil dengan lebar 8-10 cm).
Pendangiran tanah dilakukan di antara alur pananaman ketika tanaman berumur 10-15 HST, setelah penjarangan tanaman.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan agar tidak terjadi perebutan unsur hara di dalam tanah antara gulma dengan tanaman bayam serta untuk menekan perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Lakukan penyiangan pada umur 10-15 HST bersamaan dengan pendangiran.
Pengairan
Umur panen tanaman bayam sangat singkat (20-30 HST). Karena itu, optimalkan pengairan selam waktu pertumbuhan tanaman.
Pada awal penanaman (sebelum benih tumbuh), lakukan pengairan dengan sistem “leb”. Jka dengan sistem “leb” tidak mungkin dilakukan, siram bedengan dengan gembor yang pancaran airnya halus agar benih yang tertanam tidak berantakan.
Setelah benih tumbuh dan tanaman sudagh kuat, lakukan penyiraman atau pengairan seperti biasa secara rutin agar kelembapan tanah stabil. Aplikasi teknologI EMP dan pemupukan akan menunjukan respon yang optimal jika kelembapan tanah stabil selama pertumbuhan tanaman.
G. Hama dan Penyakit Utama pada Bayam

1. Ulat Perusak Daun (plutella xylostella)
Hama ini berupa ulat kecil berwarna hijau muda dengan panjang tubuh 7-10 mm. Ulat perusak daun suka menggerombol saat menyerang tanaman. Lebih menyukai pucuk tanaman, sehingga menyebabkan daun muda danpucuk tanaman berlubang-lubang. Akibatnya, performa daun sayuran menjadi tidak menarik lagi.

Pencegahan - Lakukan sanitasi (penyiangan) lahan dengan baik.
Pemberantasan -Jika sudah tampak serangan hama ini, segera semprot dengan insektisida yang tepat. Insektisida yang dapat digunakan di antaranya Decis 25EC, dan Buldok 25EC. Gunakan sesuai dosis petunjuk di label kemasanya.
2. Leaf Miner (Liriomyza sp.)
Hama ini menggerak daun. Serangga dewasa meletakan telur di daun, setelah telur menetas, larva yang berukuran sangat kecil masuk ke dalam daun. Larva ini hanya memakan daging daun dan menyisakan kulit daunya. Akibatnya, di permukaan daun tampak bercak kuning kecokelatan melingkar ke segala arah yang sebenarnya merupakan jalur larva memakan daging daun.

Pencegahan - Hindari menanam di lokasi yang terindikasi banyak serangan hama ini, Lakukan sanitasi lahan dengan baik.
Pemberantasan - Jika sudah tampak gejala serangan, segera semprot dengan insektisida sistemik, karena hama sasaran berada di dalam daging daun. Insektisida yang bisa digunakan di antaranya Calep-Tin 18EC. Gunakan sesuai dosis yang tertera pada label kemasan.
3. Dumping Off (pythium sp.)
Gejala serangan ditandai dengan bercak basah cokelat kehitaman di pangkal batang yang menyebabkan tanaman rebah dan layu. Serangan akan lebih parah jika kelembapan tanah dan suhu udara terlalu tinggi.

Pencegahan - Lakukan sanitasi lahan (penyiangan) dengan bear, Jarak alur penanaman pada musim hujan diperlebar agar sirkulasi udara lebih lancar.
Pemberantasan - Jika sudah tampak gejala, segera semprot tanaman menggunakan fungisida yang tepat. Fungisida yang dapat digunakan di antaranya Benlate dan Orthocide. Gunakan sesuai dosis di label kemasanya.
4. Busuk Daun (Botrytis sp.)
Gejala serangan berupa tampaknya bercak basah cokelat kehitaman di daun. Bentuk bercak tidak beraturan. Pada awalnya kecil, kemudian melebar, dan busuk basah. Serangan akan diperparah jika suhu dan kelembapan udara terlalu tinggi.

Pencegahan - Lakukan seperti pada penyakit dumping off.
Pemberantasan – Jika sudah tampak gejala, segera semprot dengan fungisida yang tepat. Fungisida yang dapat digunakan antara lain Bion M 1/48WP, Topsin M 70WP, dan Detazeb 80WP. Gunakan sesuai dosis yang di anjurkan di kemasan.
5. Panen dan Pascapanen Bayam

Panen bayam pada umur 20-30 HST.
Airi lahan menjelang panen untuk mempermudah pencabutan tanaman.
Cabut tanaman beserta akarnya saat pemanenan. Tujuanya untuk mempertahankan tingkat kesegaran dalam waktu yang relatif lama.
Kumpulkan hasil panen di tempat pecucian.
Cuci bayam terutama di bagian perakaranya untuk membersihkan sisa-sisa tanah.
Susun bayam di yang telah dicuci rak-rak terbuka untuk di angin-anginkan agar air bekas pencucian bisa tiris.
Ikat hasil panen yang sudah bersih menggunakan label isolasi dengan berat sesuai dengan permintaan pasar. Umumnya, berat per ikat 200 gram atau 250 gram.
Beberapa penyuplai sayur yang kreatif membuat kemasan lebih menarik. Mereka membungkus atau mengikat bayam menggunakan kemasan plastik terbuka yang berlogo atau bergambar.

Itulah sedikit informasi mengenai petunjuk budidaya bayam, semoga bermanfaat.

    Blogger news

    Blogroll

    About